Jumat, 23 September 2016

Prinsip-prinsip Penting dalam Teologi dan semangat Reformed

Prinsip-prinsip Penting dalam Teologi dan Semangat Reformed
\


 Kesetiaan yang tinggi kepada Alkitab


Istilah back to bible tidak hanya menjadi sekadar semboyan ataupun diselewengkan dengan hanya mengacu atau menekankan ajaran-ajaran tertentu di dalam Alkitab, seperti yang terjadi di dalam kalangan Pentakosta dan Kharismatik. Tetapi makna dari istilah back to bible adalah sungguh-sungguh kembali kepada keseluruhan ajaran Alkitab dari Kejadian – Wahyu. Oleh sebab itu, ajaran yang Alkitabian haruslah merupakan sebuah konsep yang menyeluruh dan utuh. Perhatikan 3 contoh berikut: (1) Konsep hewan yang dibunuh Tuhan di Taman Eden untuk menutupi ketelajangan Adam dan Hawa dan konsep mengenai korban-korban dalam uapcara agama Israel adalah simbol bagi Kristus yang mati untuk kita. (2) Konsep Adam pertama yang tidak taat, yang menyebabkan seluruh umat manusia yang diwakilinya menjadi berdosa dengan konsep Adam yang kedua – yakni Kristus – yang melalui ketaatan-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, semua umat pilihan Allah diselamatkan. (3) Konsep sunat dalam zaman Abraham dan keturunannya sebagai tanda yang kelihatan dari orang-orang yang terhisab didalam perjanjian antara Allah dan Abrahaham dengan konsep baptisan air Perjanjian Baru, dimana hal itu adalah lambang baptisan Roh yang tidak kelihatan, yang dilakukan oleh Kristus kepada Gereja-Nya. jadi reformed melihat bahwa seluruh Alkitab (PL dan PB) memiliki kaitan yang sangat erat, tidak terputus, dan mengalami jatuh-bangun secara bersama-sama. 

    

Menakankan hal-hal yang bersifat esensial daripada hal-hal yang bersifat fenomenal


Teologi reformed selalu membicarakan hal-hal yang bersifat prinsp, karena segala sesuatu yang terlihat dari luar memiliki inti/prinsip dibaliknya. Jadi penekanannya lebih kepada metode, wawasan dunia, bahkan presaposisi. Peperangan reformed adalah peperangan prinsip melawan prinsip, metiode melawan metode, wawasan dunia melawan wawasan dunia serta presaposisi melawan presaposisi. Karena itu, Abraham Kuyper – ketika berhadapan dengan Modernisme – mengatakan bahwa jika pertempuran tersebut harus dilakukan dengan hormat dan dengan harapan untuk kemenangan, maka prinsip harus dihadapakan dengan prinsip dan sistem hidup harus dihadapakan dengan sistem hidup.[1]  Peperangan ini juga memiliki antitesis mutlak . apakah hubungan antara terang dan gelap, Kristus dengan Beelzebul, Injil dengan kekafiran?






  Melawan arus dunia berdosa

Teologi dan semabngat reformed tidak perlu mengikuti kecenderungan (trend) dunia berdosa ini, melainkan menciptakan trend reformed sendiri yang setia kepada firman Allah. Seperti Luther dan Calvin yang tidak mengikuti arus gereja yang korup saat itu, dimana mereka mengorganisir pengikut dan orang-orang percaya yang ingin kembali kepada ajaran Kristen yang sejati, demikianlah juga seharusnya teologi dan semangat reformed ini diajarkan dan dijalankan. Semangat seperti inilah yang menjadi rahasia, mengapa golongan-golongan atau gereja-gereja tertentu yang memegang tradisi reformed dengan kukuh tidak dapat dipengaruhi ketika Liberalisme dan bidat-bidat menyapu gereja.











[1] Abraham Kuyper, Lectures on Calvinism, (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans, 2002), 11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar