Prinsip-prinsip Penting dalam Teologi dan Semangat Reformed
\
Kesetiaan yang tinggi kepada Alkitab
Istilah back to bible tidak hanya
menjadi sekadar semboyan ataupun diselewengkan dengan hanya mengacu atau
menekankan ajaran-ajaran tertentu di dalam Alkitab, seperti yang terjadi di
dalam kalangan Pentakosta dan Kharismatik. Tetapi makna dari istilah back to
bible adalah sungguh-sungguh kembali kepada keseluruhan ajaran Alkitab dari
Kejadian – Wahyu. Oleh sebab itu, ajaran yang Alkitabian haruslah merupakan sebuah
konsep yang menyeluruh dan utuh. Perhatikan 3 contoh berikut: (1) Konsep hewan
yang dibunuh Tuhan di Taman Eden untuk menutupi ketelajangan Adam dan Hawa dan
konsep mengenai korban-korban dalam uapcara agama Israel adalah simbol bagi
Kristus yang mati untuk kita. (2) Konsep Adam pertama yang tidak taat, yang
menyebabkan seluruh umat manusia yang diwakilinya menjadi berdosa dengan konsep
Adam yang kedua – yakni Kristus – yang melalui ketaatan-Nya, kematian-Nya dan
kebangkitan-Nya, semua umat pilihan Allah diselamatkan. (3) Konsep sunat dalam
zaman Abraham dan keturunannya sebagai tanda yang kelihatan dari orang-orang
yang terhisab didalam perjanjian antara Allah dan Abrahaham dengan konsep
baptisan air Perjanjian Baru, dimana hal itu adalah lambang baptisan Roh yang
tidak kelihatan, yang dilakukan oleh Kristus kepada Gereja-Nya. jadi reformed
melihat bahwa seluruh Alkitab (PL dan PB) memiliki kaitan yang sangat erat,
tidak terputus, dan mengalami jatuh-bangun secara bersama-sama.
Menakankan hal-hal yang bersifat esensial
daripada hal-hal yang bersifat fenomenal
Teologi reformed selalu
membicarakan hal-hal yang bersifat prinsp, karena segala sesuatu yang terlihat
dari luar memiliki inti/prinsip dibaliknya. Jadi penekanannya lebih kepada
metode, wawasan dunia, bahkan presaposisi. Peperangan reformed adalah
peperangan prinsip melawan prinsip, metiode melawan metode, wawasan dunia
melawan wawasan dunia serta presaposisi melawan presaposisi. Karena itu,
Abraham Kuyper – ketika berhadapan dengan Modernisme – mengatakan bahwa jika
pertempuran tersebut harus dilakukan dengan hormat dan dengan harapan untuk
kemenangan, maka prinsip harus dihadapakan dengan prinsip dan sistem hidup
harus dihadapakan dengan sistem hidup.[1] Peperangan ini juga memiliki antitesis mutlak
. apakah hubungan antara terang dan gelap, Kristus dengan Beelzebul, Injil
dengan kekafiran?
Melawan arus dunia berdosa
Teologi dan semabngat reformed
tidak perlu mengikuti kecenderungan (trend) dunia berdosa ini, melainkan
menciptakan trend reformed sendiri yang setia kepada firman Allah. Seperti
Luther dan Calvin yang tidak mengikuti arus gereja yang korup saat itu, dimana
mereka mengorganisir pengikut dan orang-orang percaya yang ingin kembali kepada
ajaran Kristen yang sejati, demikianlah juga seharusnya teologi dan semangat
reformed ini diajarkan dan dijalankan. Semangat seperti inilah yang menjadi
rahasia, mengapa golongan-golongan atau gereja-gereja tertentu yang memegang
tradisi reformed dengan kukuh tidak dapat dipengaruhi ketika Liberalisme dan bidat-bidat
menyapu gereja.
[1] Abraham
Kuyper, Lectures on Calvinism, (Grand
Rapids: Wm. B. Eerdmans, 2002), 11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar